Banyak yang beranggapan trading saham itu dzalim karena ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan secara absolut. Faktanya, pasar modal bekerja lebih kompleks dari itu. Seperti prinsip dalam buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham, harga saham bergerak berdasarkan nilai intrinsik perusahaan (fundamental) dan psikologi pasar (teknikal). Ketika Anda membeli di harga rendah dan menjual di harga lebih tinggi, belum tentu ada pihak yang dirugikan secara langsung. Bisa saja pembeli sebelumnya sudah exit di harga profit, atau justru pembeli berikutnya akan mendapatkan keuntungan di masa depan ketika harga naik lagi. Rasulullah SAW pun membolehkan jual beli dengan prinsip an taradin (suka sama suka) dalam hadits riwayat Bukhari, asalkan transparan dan tidak mengandung gharar (penipuan).
Kunci utamanya ada pada analisis fundamental dan teknikal yang matang. Analisis fundamental memastikan Anda membeli saham perusahaan dengan kinerja baik, sehingga kenaikan harganya wajar sesuai pertumbuhan laba, aset, atau prospek bisnisnya (seperti diajarkan Warren Buffett dalam prinsip value investing). Sementara analisis teknikal membantu menentukan timing entry dan exit yang tepat berdasarkan pola pasar. Dengan dua pendekatan ini, trading bukan lagi spekulasi, tapi investasi berbasis data. Contoh: Jika Anda membeli saham perusahaan syariah dengan P/E ratio rendah dan debt-to-equity ratio sehat, kemudian menjualnya ketika mencapai harga wajar, ini adalah transaksi adil yang tidak merugikan pihak manapun.
Lantas, kapan trading bisa menjadi dzalim? Ketika dilakukan dengan manipulasi (seperti insider trading atau pump-and-dump), menggunakan leverage berlebihan seperti judi, atau tanpa dasar analisis yang jelas. Prinsip Islam sangat tegas dalam melarang praktik semacam ini (QS. Al-Baqarah: 188). Namun selama trading dilakukan dengan:
1. Memahami fundamental emiten
2. Menetapkan target harga berdasarkan analisis
3. Tidak memanipulasi pasar
4. Mengelola risiko dengan baik
maka aktivitas ini halal dan tidak dzalim. Pertanyaan reflektif: "Sudahkah trading Anda berdasar analisis atau sekadar ikut-ikutan tren?"
Catatan akhir:
"Trading yang bertanggung jawab itu seperti berdagang di pasar Nabi - ada untung rugi, tapi tetap dalam koridor keadilan dan transparansi."
Butuh konsultasi kebutuhan edukasi anda? Admin Ulive siap membantu anda, klik di sini