Sebagai mentor yang sudah 25 tahun mendampingi ratusan ribu orang belajar saham syariah — dan mengalami jatuh bangun investasi sendiri — saya ingin sampaikan satu hal penting:
Cuan belum tentu tanda sukses.
Banyak orang merasa sudah paham pasar modal hanya karena pernah cuan 3 kali, 5 kali, bahkan 10 kali. Tapi ketika saya tanya satu pertanyaan sederhana, biasanya mereka diam:
“Apa tujuan Anda di pasar modal ini?”
Jawaban paling sering?
“Pengen punya rumah.”
“Pengen pensiun tenang.”
“Biar bisa ngasih lebih ke orang tua.”
Jawaban itu bagus… tapi bagaikan kapal ngambang di tengah laut. Gak pernah berlabuh, Belum punya goals.
Mari kita bedakan dua hal:
“Pengen punya rumah” = proses
“Pengen punya rumah 5 M di Jakarta Selatan, 2 lantai, 5 kamar, 2 kamar mandi, parkir 2 mobil, dekat tol dan masjid” = goals
Lihat perbedaannya?
Yang pertama, baik tapi kabur. Yang kedua, jelas dan bisa diukur.
Dan dalam investasi, yang bisa diukur itulah yang bisa dikejar. Kalau Anda hanya punya harapan tanpa target, maka Anda punya resiko akan terbawa angin. Merasa hebat saat market naik, panik saat market turun.
Kalau Anda merasa relate, mari kita lanjutkan ke bagian berikutnya.
Saya sudah lihat banyak kasus:
Dapat cuan dari saham AISA, lalu overconfidence, masuk ke saham gorengan lainnya tanpa analisa.
Dapat profit besar dari saham konstruksi karena kebetulan ada sentimen pemerintah, padahal nggak tahu kenapa naik.
Lalu… Ini yang paling parah! Ketika rugi, mereka menyalahkan pasar, menyalahkan broker, menyalahkan “takdir”. Emang dia gak sadar yang tekan buy siapa? yang tekan sell siapa?
Padahal masalahnya sederhana: tidak pernah mencatat.
Banyak miliarder yang sukses mencapai kemakmuran, tidak pernah hanya mengandalkan keberuntungan. Mereka punya jurnal keuangan pribadi. Mereka catat:
Kenapa beli saham itu?
Kapan beli?
Apa strateginya?
Apa hasilnya?
Apa pelajarannya?
Dan dari catatan itu mereka bisa evaluasi: apakah cara ini bisa diulang atau harus dikoreksi?
Cuan yang langgeng hanya lahir dari proses berulang yang konsisten, disiplin, dan penuh komitmen.
Ngomong doang emang gampang. Tapi… gimana cara bikin prinsip ini jadi duit?
Berikut pengalaman saya pribadi:
Setiap bulan saya sisihkan minimal 30% (anda bisa sesuaikan angkanya dengan kemampuan) dari income untuk investasi, apapun kondisi pasar. Kadang naik, kadang turun. Tapi saya konsisten masuk pasar. Rencanakan yang akan anda lakukan, Lakukan yang telah anda rencanakan, pegang prinsip ini untuk konsisten.
Saya tidak beli saham hanya karena “teman bilang bagus” atau “rame di grup WA”. Saya punya checklist sendiri. Kalau tidak lolos kriteria syariah + fundamental, saya skip. Bahkan kalau pun saham itu naik, saya tidak ikut. Karena itu bukan bagian dari sistem saya. Anda bukan Yang Maha Kuasa, jangan memaksa untuk menguasai semuanya!
Saat rugi, saya tidak cari kambing hitam. Saya buka jurnal, cek kenapa salah. Evaluasi. Lalu lanjut. Karena investasi itu bukan balapan… tapi maraton. Saya komitmen meyakini bahwa apa yang kita dapatkan pasti sesuai dengan apa yang kita usahakan, jika Anda tidak merasa demikian silahkan cek hubungan anda dengan Yang Maha Memberi Rezeki.
Beberapa orang bilang,
“Pak, ngapain nulis goals rumah 5 miliar? Nanti kecewa kalau nggak tercapai.”
Saya jawab:
“Jika goals yang anda tulis tidak didapatkan, Allah Maha Mengetahui kapasitas anda saat ini. Solusinya, Upgrade Kapasitas anda agar Allah tambah sesuai dengan kapasitas anda!”
Menulis goals yang detail bukan soal materialistis. Ini soal arah kapasitas anda.
Dengan menulis target:
Anda bisa ukur progres.
Anda bisa tahu kapan perlu push lebih keras.
Anda bisa tahu kapan waktunya stabil dan cukup.
Anda bisa cek apa yang kurang untuk bisa mencapai kapaistas itu
Anda bisa lebih clear mengambil keputusan jika menemui tantangan
Kadang yang seperti ini memang akan muncul “biawak” atau bisikan-bisikan, dengan menentukan goals, anda bisa lawan “biawak” dengan lantang “DIAM! Itu goalsku!”
Dalam Islam, kita diajarkan:
“Jika kalian bersyukur, maka akan Aku tambah (nikmat itu).”
(QS. Ibrahim: 7)
Jadi bukan salah kalau kita punya goals besar. Justru itu cara Allah ingin melihat seberapa besar ikhtiar dan kesungguhan kita mencapai kapasitas itu. Tapi jangan berhenti di mimpi.
Kita harus punya:
Strategi yang bisa dijalankan.
Catatan yang bisa dievaluasi.
Rasa syukur yang hadir di setiap progres kecil.
Berikut beberapa tips yang saya berikan ke murid-murid saya:
Contoh: “Dana pendidikan anak 400 juta dalam 10 tahun dari sekarang.”
Breakdown: 40 juta per tahun, artinya 3,3 juta per bulan. Dengan return 15% per tahun, berapa yang harus Anda investasikan sekarang?
Tulis alasan beli.
Tulis emosi saat transaksi.
Tulis hasil dan pelajaran.
Apa yang berhasil bulan ini?
Apa yang perlu diperbaiki?
Apakah progress menuju goal masih on track?
Kadang kita stuck bukan karena kurang ilmu, tapi kurang circle yang mengingatkan.
Ikut mentoring bukan tanda kelemahan, tapi tanda keseriusan Anda menjadi lebih baik.
Jika membutuhkan komunitas dan mentoring yang konsisten membantu member memiliki kebiasaan “Money Making Mindset”, konsultasikan dengan tim Ulive
Sistem syariah dalam pasar modal mengajarkan prinsip keadilan:
Tidak ada riba.
Tidak ada gharar (ketidakjelasan).
Tidak ada maysir (judi).
Dalam sistem ini, semua pihak bisa untung:
Emiten mendapatkan modal usaha.
Investor mendapatkan hasil sesuai performa bisnis.
Masyarakat mendapat produk/jasa yang bermanfaat.
Itulah kenapa kita butuh ilmu. Karena transaksi syariah tanpa ilmu bisa melenceng, dan malah jadi spekulasi penuh nafsu.
Hati-hati dengan “Biawak kesuksesan” yang membisikkan “sudah pernah cuan, gak perlu belajar!”, tapi belum:
Punya goal yang jelas.
Punya sistem yang bisa diulang.
Punya catatan untuk evaluasi.
Punya komitmen yang istiqomah.
Punya rasa syukur di setiap tahap.
Jika semua ini belum Anda lakukan, silahkan pilih sendiri endingnya, proses nyasar kemana-mana atau tiba-tiba hilang tanpa makna. Oleh karenanya saya menyankan anda mulai melakukannya, maka insyaAllah Allah akan tambahkan keberkahan, karena Dia tidak pernah ingkar janji.
📌 Mau belajar bareng membangun sistem investasi syariah yang terukur dan realistis?
Tim kami siap dampingi Anda dari nol, step-by-step, hingga punya jurnal dan roadmap yang konkret. Konsultasikan kebutuhan upgrade income anda dengan tim Ulive
Terima kasih sudah membaca. Semoga tulisan ini jadi alarm pengingat dan peta arah buat perjalanan finansial Anda.