Resistance, Support, dan Harga Pasar: Memahami Bahasa Pasar Saham Syariah

Resistance, Support, dan Harga Pasar: Memahami Bahasa Pasar Saham Syariah

Resistance, Support, dan Harga Pasar: Memahami Bahasa Pasar Saham Syariah

  • Team Ulive

  • 22 May 2025

  • 2 minute read

Bagi pemula, istilah resistance (harga tertahan) dan support (harga bertahan) mungkin terdengar teknis, namun konsepnya sederhana seperti pasar tradisional. Resistance adalah level harga dimana saham cenderung berbalik turun karena banyak investor menjual, sementara support adalah level harga dimana saham cenderung memantul naik karena banyak yang membeli. Data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan 78% saham syariah di JII (Jakarta Islamic Index) bergerak dalam pola support-resistance yang jelas, mencerminkan respons kolektif investor terhadap kinerja emiten, bukan manipulasi individu . Nabi Yusuf AS pun menggunakan prinsip serupa saat memprediksi siklus 7 tahun kelimpahan dan paceklik (QS Yusuf: 47) — sebuah analogi fundamental analysis pertama dalam sejarah.

Mengapa Support-Resistance Relevan di Saham Syariah?

Berbeda dengan trading forex atau crypto yang rentan manipulasi, pergerakan saham syariah terkait erat dengan:

1. Laporan Keuangan Emiten: Support kuat biasanya muncul di area harga yang sesuai nilai buku (PBV < 1) atau dividen yield tinggi (>5%) .

2. Psikologi Pasar: Saham seperti UNVR atau ASII sering memantul di support historis karena investor percaya pada bisnis model halal dan sustainable .

3. Prinsip Islam: QS Al-Baqarah: 275 melarang transaksi spekulatif (*gharar*), sehingga analisis teknis-fundamental menjadi filter penting .

Contoh: Jika saham BBCA konsisten gagal tembus Rp7.500 (resistance), ini pertanda pasar menilai wajar harga tersebut berdasarkan kinerja ROE 18% dan rasio utang rendah .

3 Langkah Praktis Membaca Support-Resistance

1. Identifikasi Level Kunci:

- Support: Harga terendah 3 bulan terakhir

- Resistance: Harga tertinggi yang gagal ditembus

2. Konfirmasi dengan Volume: Pantau apakah pergerakan harga didukung volume besar (>2x rata-rata)

3. Sinkronkan dengan Fundamental:

- Cek laporan keuangan saat harga mendekati support

- Waspadai false breakout jika tak ada pemicu fundamental

"Investasi syariah itu seperti berkebun—tanam di support (harga murah), panen di resistance (harga wajar), jangan serakah menunggu hujan artifisial (manipulasi)"

Pertanyaan Refleksi:

"Pernahkah Anda membeli saham di level resistance hanya karena takut ketinggalan, padahal secara fundamental sudah overvalued?"

Catatan:

"Harga saham itu seperti denyut nadi—resistance dan support adalah detak jantungnya, bukan hasil rekayasa dukun pasar."


Konsultasi kebutuhan edukasi pasar modal anda di sini