Bayangkan Anda ingin naik perahu menyeberangi sungai. Anda tahu tujuan Anda ada di seberang, tetapi apakah Anda sudah tahu seberapa deras arusnya? Seberapa kuat perahu Anda? Apakah Anda siap kalau tiba-tiba angin bertiup kencang? 🌊⛵
Di pasar modal, analogi itu mirip dengan risiko investasi. Dan salah satu alat yang membantu kita mengukur seberapa “deras” potensi kerugian adalah konsep yang disebut Value at Risk (VaR).
Secara sederhana, Value at Risk (VaR) adalah cara untuk memprediksi seberapa besar potensi kerugian dari sebuah investasi dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Contohnya: “Dengan tingkat kepercayaan 95%, investasi Anda sebesar Rp10 juta bisa kehilangan maksimal Rp1 juta dalam waktu 10 hari ke depan.”
Jadi VaR tidak bilang pasti rugi Rp1 juta, tapi bilang “kemungkinan besar” rugi maksimal segitu. Ini semacam batas estimasi kerugian. 🧾
Hal penting yang harus dipahami sejak awal: VaR bukan alat ramal masa depan, melainkan alat statistik. Ia hanya menghitung berdasarkan data historis. Seperti cuaca — kita bisa lihat pola hujan minggu lalu, tapi tetap saja ada kemungkinan langit tiba-tiba cerah atau justru badai.
Meskipun Anda baru mulai investasi saham syariah dan niatnya cuma “santai-santai aja”, bukan berarti Anda bebas dari risiko. VaR membantu Anda:
🔍 Menjaga akal sehat saat harga turun
🚪 Punya dasar untuk menyusun strategi keluar (cut loss)
💼 Mengelola modal agar tidak ‘terbakar’ dalam satu transaksi
Jumlah Potensi Kerugian (berapa besar kerugiannya?)
Periode Waktu (selama berapa lama?)
Tingkat Keyakinan/Probabilitas (seberapa yakin kita?)
Contoh umum:
“Dengan keyakinan 99%, maksimal kerugian saya adalah Rp2 juta dalam 20 hari ke depan.”
Kalau ternyata rugi Rp5 juta? Ya itu termasuk dalam 1% kemungkinan ekstrem yang tetap bisa terjadi. Makanya VaR bukan kepastian. 📉
Untuk Anda yang penasaran, berikut cara paling dasar:
Metode Historis: melihat data harga di masa lalu dan menganalisis fluktuasinya.
Metode Varians-Kovarians: menggunakan rumus matematika berdasarkan rata-rata dan deviasi standar.
Metode Simulasi Monte Carlo: mensimulasikan ratusan kemungkinan kondisi pasar di masa depan.
Tenang, Anda tidak perlu menghitung manual. Saat ini banyak aplikasi dan broker saham menyediakan fitur estimasi risiko, termasuk VaR. Anda hanya perlu paham cara membaca dan menggunakan informasinya.
Menariknya, pemahaman VaR berkaitan erat dengan pertanyaan klasik:
“Kapan waktu terbaik beli saham?”
Jawabannya tidak tunggal. Tapi pemahaman VaR membantu Anda menghindari membeli di saat yang berisiko tinggi (misalnya saat volatilitas pasar tinggi tanpa analisa cukup).
Untuk trader atau investor syariah, pertimbangan waktu beli bisa dilihat dari:
Melihat grafik harga, volume, support-resistance, dan indikator seperti RSI atau MACD.
📌 VaR bisa dipasangkan dengan indikator ini untuk mengetahui seberapa besar risiko jika salah ambil posisi.
Melihat laporan keuangan, rasio utang, laba bersih, dan prospek usaha.
📌 VaR digunakan untuk mengukur seberapa aman portofolio jika perusahaan berkinerja buruk dalam waktu dekat.
Apakah Anda tipe konservatif atau agresif?
📌 VaR bisa diatur sesuai toleransi pribadi Anda terhadap potensi kerugian.
Pagi (open market): Lebih fluktuatif.
Sore (menjelang close): Harga cenderung stabil.
Awal Pekan: Biasanya lebih tenang.
Akhir Pekan: Ada potensi profit-taking.
Awal / Akhir Kuartal: Banyak aksi window dressing atau laporan keuangan keluar.
✅ Paham bahwa pasar modal selalu punya risiko
✅ Tahu bahwa VaR adalah alat bantu, bukan kebenaran mutlak
✅ Sudah belajar dasar analisa fundamental dan teknikal
✅ Mengetahui profil risiko pribadi
✅ Siap membuat catatan pribadi setiap transaksi
✅ Tidak terlalu percaya diri hanya karena pernah “cuan”
✅ Menggunakan aplikasi sekuritas yang mendukung fitur risk analysis
✅ Punya mentor atau komunitas untuk berdiskusi
✅ Siap disiplin menggunakan trade plan
✅ Paham bahwa Allah-lah pemberi rezeki, bukan grafik, bukan analis
Belajar dari buku “Expect the Unexpected”, kita tahu bahwa hidup penuh kejutan. Begitu juga dalam pasar modal. Tapi Islam tidak menyuruh kita pasrah buta. Justru sebaliknya:
“Ikatlah untamu dan bertawakallah.”
(HR. Tirmidzi)
Nabi Muhammad ﷺ saat perang Badar, tidak hanya berdoa. Tapi juga menyiapkan strategi, pasukan, logistik, dan tetap melangkah meskipun kalah jumlah. Itulah iman yang aktif, bukan pasif. 💪🕌
Value at Risk (VaR) membantu Anda memahami “kemungkinan badai” dalam perjalanan keuangan. Tapi ia bukan satu-satunya peta. Anda tetap perlu ilmu, mentor, catatan pribadi, dan yang paling penting: mentalitas pembelajar. 🗺️
Kalau hari ini Anda belum paham semua — tak apa. Tapi jangan berhenti belajar.
Sebab, yang sabar, disiplin, dan bertawakal dengan ikhtiar serius — insyaAllah, akan tiba di tujuan dengan selamat.
📌 Ingin belajar lebih dalam tentang strategi pasar modal syariah yang sesuai dengan prinsip Islam dan manajemen risiko yang tepat? Tim Ulive Academy siap mendampingi Anda. Mari belajar bersama, menumbuhkan kekayaan dengan berkah dan terencana. 🌱