Di masyarakat kita, masih ada anggapan bahwa bantuan—termasuk mentoring—harus diberikan secara cuma-cuma. Padahal, mentoring yang berkualitas seringkali membutuhkan waktu, tenaga, dan sumber daya yang tidak sedikit dari mentor. Faktanya, penelitian Harvard Business Review (2023) menunjukkan bahwa program mentoring berbayar justru 73% lebih efektif karena adanya komitmen dua arah—mentor lebih serius membagikan ilmu, mentee lebih disiplin dalam belajar . Ini sejalan dengan prinsip Islam dalam QS An-Nisa: 29, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu". Mentoring berbayar bukanlah eksploitasi, melainkan transaksi adil di mana kedua belah pihak mendapatkan nilai manfaat.
Salah kaprah lain adalah anggapan bahwa semua bisnis pasti mengejar keuntungan besar-besaran. Nyatanya, banyak mentor—khususnya di komunitas muslim—yang menerapkan prinsip al-qana'ah (merasa cukup) dengan margin secukupnya untuk keberlangsungan program. Kisah Khalifah Umar bin Khattab layak dicontoh: beliau menetapkan gaji untuk para guru dan ulama dari Baitul Mal, mengakui bahwa ilmu yang bermanfaat butuh kompensasi yang adil . Di era kapitalis ini, justru kita perlu lebih bijak: tidak serta-merta memusuhi semua bentuk bisnis, tapi selektif mendukung yang menjalankan prinsip keadilan. Seperti kata pepatah Arab, "Laysal kairu lakum an tasubbu ar-rih, wa lakinnal kaira an tastaqbiluha bith-thawil" (Bukanlah kebaikan dengan menahan angin, tapi dengan mengarahkan layar).
3 Langkah Menghargai Relasi Mentoring yang Sehat:
1. Hilangkan mental "free service": Pahami bahwa mentor juga manusia yang butuh memenuhi kebutuhan dasar.
2. Nilai proporsional: Bandingkan biaya mentoring dengan benefit yang didapat—kursus 3 bulan seharga HP bisa jadi investasi seumur hidup.
3. Dukung dengan aksi: Jika tidak mampu membayar, tawarkan value terbaik anda sebagai bentuk barter halal. Misalnya, hafalan 30 Juz
Pertanyaan Refleksi:
"Pernahkah Anda menolak membayar jasa konsultasi/mentoring, padahal rela menghabiskan uang untuk hiburan atau gaya hidup?"
Catatan:
"Mentoring berbayar yang etis ibarat jual beli di pasar Nabi—ada keuntungan, tapi lebih banyak keberkahan."
Ingin dapat mentoring investasi syariah dengan sistem mandiri, mudah, berkualitas? Konsultasikan bersama tim kami