Dipermainkan Emosi, Dikalahkan oleh Kondisi

    Dipermainkan Emosi, Dikalahkan oleh Kondisi

Dipermainkan Emosi, Dikalahkan oleh Kondisi

  • Team Ulive

  • 16 Aug 2025

  • 4 minute read

(Pelajaran dari Al-Qur’an, Hadits, dan Realita Finansial)


Kisah yang Terulang: Korban dari Keputusan Emosional

Beberapa tahun lalu, saya bertemu seorang bapak paruh baya di sebuah pelatihan keuangan. Wajahnya penuh semangat, tapi tatapannya menyimpan kesedihan. Saat sesi berbagi pengalaman, ia menceritakan bagaimana ia pernah kehilangan hampir seluruh tabungannya setelah tergoda sebuah skema investasi dengan janji “keuntungan 50% dalam satu bulan.”

Awalnya ia ragu. Tapi setelah melihat testimoni dari tetangganya yang mengaku sudah “mencairkan” keuntungan dalam seminggu, ia tergerak untuk ikut. Tidak ada tabayyun terhadap legalitas perusahaan atau sumber keuntungan. Ia hanya mengikuti rasa ingin cepat untung dan kepercayaan pada orang yang ia kenal.

Sayangnya, seperti banyak kisah serupa, bulan berikutnya perusahaan itu hilang tanpa jejak. Yang tersisa hanya rasa marah pada diri sendiri dan rasa curiga berlebihan kepada setiap peluang yang datang. Ia berkata:

“Sejak saat itu, saya menutup diri. Saya takut. Saya pikir semua orang hanya mau menipu.”

Kisah ini bukan hanya milik beliau. Banyak di antara kita yang pernah, atau sedang, dipermainkan oleh emosi, lalu dikalahkan oleh kondisi.


1. Emosi: Lumrah, tapi Bisa Jadi Pengendali yang Berbahaya

Allah menciptakan manusia dengan perasaan. Emosi seperti senang, sedih, takut, atau marah adalah fitrah. Namun, ketika emosi menjadi kemudi pengambilan keputusan, risiko kekacauan meningkat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam bergulat, akan tetapi orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam konteks bisnis dan investasi, “marah” di sini bisa kita perluas maknanya menjadi reaksi emosional tanpa analisis matang. Entah itu euforia karena peluang besar, atau rasa takut berlebihan karena pernah dirugikan.


2. Era Penuh Fitnah: Ujian Kematangan Bersikap

Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa akan datang masa penuh fitnah, di mana seseorang di pagi hari beriman, namun di sore hari bisa menjadi kafir, dan sebaliknya, karena tergoda dunia. (HR. Muslim)

Dalam dunia keuangan, “fitnah” ini bisa berbentuk:

  • Informasi yang dipelintir untuk mempengaruhi opini publik.

  • Janji keuntungan yang tidak realistis.

  • Isu negatif tentang suatu perusahaan yang belum tentu benar.

📌 Masalahnya: Banyak orang sibuk dengan asumsi tanpa klarifikasi. Akibatnya, mereka membuat keputusan bisnis dan investasi berdasarkan emosi sesaat, bukan data yang tervalidasi.


3. Asumsi: Waspada Boleh, Berprasangka Buta Jangan

Al-Qur’an dengan tegas memperingatkan kita:

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa...” (QS. Al-Hujurat: 12)

Dalam dunia finansial, asumsi bisa jadi alat untuk waspada. Namun, jika asumsi dijadikan dasar tindakan tanpa tabayyun, itu ibarat berjudi dengan nasib. Dan berjudi dalam bentuk apapun dilarang dalam Islam, apalagi jika berujung mendzalimi pihak lain.


4. Tidak Semua Orang Jujur, dan Itu Ujian

Memang benar, ada orang yang memanfaatkan kelemahan kita. Ada yang pandai berbohong, menyembunyikan fakta, atau menyusun rencana manipulatif. Namun, Allah adalah Al-‘Alim (Maha Mengetahui) dan Al-Hakim (Maha Bijaksana).

📌 Pertanyaannya: Apakah kita akan menghabiskan energi untuk mengejar ketidakpastian yang belum tentu bisa kita ungkap? Ataukah kita akan meminta pertolongan kepada Allah untuk memberi jalan terbaik, sambil memperkuat filter logika dan ilmu kita?


Solusi Umum: Menata Sikap agar Tidak Dipermainkan Emosi

1. Gunakan Prinsip Tabayyun 🕵️‍♂️

  • Verifikasi setiap informasi sebelum bertindak.

  • Cek legalitas, izin, dan track record perusahaan/individu.

  • Gunakan sumber resmi, bukan sekadar testimoni personal.

2. Latih Kesabaran dalam Keputusan Finansial

  • Tunda keputusan penting minimal 24 jam untuk mengurangi pengaruh emosi.

  • Diskusikan dengan orang yang netral dan paham konteksnya.

3. Pahami Bahwa Ujian adalah Bagian dari Proses 📖

  • Tafsirkan kerugian sebagai bahan belajar, bukan alasan untuk berhenti.

  • Jangan biarkan trauma menutup peluang baik yang akan datang.

4. Hindari Lingkungan yang Memicu Emosi Negatif 🚫

  • Jauhi grup, komunitas, atau media yang penuh provokasi tanpa data.

  • Pilih lingkaran pergaulan yang membangun semangat positif dan kritis.


Action Plan yang Disarankan

Langkah 1: Audit Emosi Finansial

  • Catat 3 keputusan terakhir yang Anda ambil karena terburu-buru.

  • Analisis: apakah itu berdasarkan data, atau sekadar perasaan?

Langkah 2: Terapkan “Rule of 2P”

  • Pause: hentikan sejenak respon instan.

  • Probe: gali informasi lebih dalam sebelum bertindak.

Langkah 3: Buat “Checklist Tabayyun”

  • Legalitas pihak yang terlibat.

  • Mekanisme keuntungan dan risiko.

  • Sumber pendapatan yang jelas dan halal.

Langkah 4: Latih Diri dengan Simulasi

  • Buat skenario: “Bagaimana jika investasi ini gagal total?”

  • Siapkan rencana mitigasi, termasuk batas kerugian yang siap ditanggung.

Langkah 5: Minta Pertolongan Allah

  • Rutin membaca doa istikharah sebelum keputusan penting.

  • Perbanyak istighfar untuk membersihkan hati dari kesombongan atau keputusasaan.


Penutup: Mengubah Emosi Jadi Aset, Bukan Liabilitas

Emosi tidak bisa dihapuskan. Justru, ia bisa menjadi aset jika dikelola dengan ilmu dan kesadaran. Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam mengelola emosi, bahkan dalam situasi tertekan sekalipun.

Dalam bisnis dan investasi, pengelolaan emosi adalah fondasi penting. Banyak orang sukses bukan karena mereka selalu membuat keputusan tepat, tetapi karena mereka mengendalikan emosi agar tidak merusak logika.

Mari kita berhenti dikalahkan oleh kondisi hanya karena dipermainkan emosi. Mulailah menata sikap, memperkuat pengetahuan, dan memohon bimbingan dari Allah.

📢 Dari Kami Untuk Anda:
Jika Anda ingin belajar mengelola emosi dalam keputusan finansial, memahami strategi investasi syariah, dan membangun mindset bisnis yang tangguh, bergabunglah bersama kami di Ulive Academy.
💬 Hubungi tim kami, dan mari kita upgrade knowledge, upgrade income bersama.