💡 Berbisnis dengan Orang Kaya, Berbagi dengan Orang Miskin

💡 Berbisnis dengan Orang Kaya, Berbagi dengan Orang Miskin

💡 Berbisnis dengan Orang Kaya, Berbagi dengan Orang Miskin

  • Team Ulive

  • 29 Jul 2025

  • 4 minute read

📍 Memahami Pola Pikir, Ekspektasi, dan Cara Berbisnis yang Memiliki Potensi Besar


Dalam dunia bisnis, banyak orang salah membaca arah pasar.

  • Mereka melihat orang kaya sebagai target yang sulit didekati dan terlalu banyak maunya.

  • Sebaliknya, mereka melihat orang miskin sebagai pasar yang “mudah”, karena jumlahnya banyak dan tidak terlalu kritis dalam menilai produk.

Tapi, tunggu dulu.

“Jangan-jangan justru kita selama ini salah target, salah niat, dan salah jalan.”

Mari kita bahas.


💼 Berbisnis dengan Orang Kaya: Mindset yang Berbeda

Orang kaya tidak suka diiming-imingi. Mereka juga tidak silau diskon.
Yang mereka cari adalah: nilai (value), integritas, dan potensi jangka panjang.

Ciri khas pasar kelas atas:

  • Mereka jarang FOMO, tapi cepat bertindak kalau merasa relevan.

  • Mereka tidak tanya, “berapa harganya?” tapi “manfaat jangka panjangnya apa?”

  • Mereka lebih menghargai waktu dan kejelasan daripada janji manis.

Maka... apa peluangnya?

Kalau Anda ingin menjual jasa edukasi, sistem bisnis, produk kesehatan, atau investasi legal — mereka adalah pasar yang tepat. Tapi hanya jika Anda siap dengan:

  • Riset yang rapi

  • Bukti nyata

  • Presentasi yang tidak manipulatif

Orang kaya bisa membayar mahal, tapi tidak suka dibohongi.
Mereka tidak cari murah, mereka cari "murahnya di masa depan".


🤲 Berbagi dengan Orang Miskin: Bukan Monetisasi, Tapi Edukasi

Sebaliknya, banyak pebisnis justru terjebak mengambil pasar bawah dengan cara yang keliru:

  • Menjual barang kualitas rendah karena dianggap mereka “nggak ngerti”

  • Mengandalkan promosi emosional

  • Menggoreng harga supaya cepat viral, lalu menghilang

Padahal...

Orang miskin itu bukan pasar untuk dimanfaatkan, tapi target untuk diangkat.

Jika Anda membangun bisnis dengan mindset membantu orang miskin naik kelas, maka:

  • Bisnis Anda berkelanjutan

  • Anda menciptakan perubahan

  • Anda mendapatkan loyalitas dan berkah


😓 Fenomena “Ngakalin Orang Miskin”

Ada istilah kasarnya: “jualan receh ke orang susah dengan markup gede.”

Contohnya:

  • Kredit HP bunga tinggi

  • MLM produk yang overclaim

  • Pinjaman online dengan branding solusi

  • “Edukasi” instan yang ujung-ujungnya upselling produk gak jelas

Bisnis seperti ini terlihat laku. Tapi sebenarnya menggali lubang kesenjangan lebih dalam.
Karena alih-alih mengangkat, mereka justru membebani dengan ilusi perbaikan hidup.


🎧 Studi Kasus: “Sound Horeg” dan Logika yang Gagal

Mari ambil contoh nyata yang viral: komunitas sound horeg.

  • Suara keras tanpa batas

  • Ganggu lingkungan

  • Bahaya kesehatan (tuli dini)

  • Tapi... tetap dibela oleh para pecintanya

Alasannya?

“Sudah tradisi.”
“Lebih merakyat.”
“Tidak semua bisa nikmati sound system mahal.”

Padahal secara medis dan sosial, itu destruktif.

Inilah contoh ketika edukasi kalah oleh ego.

Lalu pertanyaannya:

Kita sebagai pelaku bisnis dan edukator, mau ikut diam? Mau ambil untung dari mereka? Atau mau bantu mereka paham, meski awalnya dibenci?


🧠 Di Posisi Mana Kita Berdiri?

Jika Anda:

  • Seorang pelaku UMKM

  • Seorang edukator

  • Seorang pemilik startup sosial

  • Seorang pengusaha syariah

Maka Anda dihadapkan pada dua pilihan:

1. Ambil yang cepat:

Jual apa yang mereka mau, abaikan efek jangka panjang, dan “biarkan mereka gali lubangnya sendiri.”

2. Ambil yang benar:

Beri produk yang mencerahkan, meski butuh waktu untuk mereka percaya, dan mungkin hanya segelintir yang bertahan.

Dan percayalah, yang kedua ini hasilnya lebih berkah dan tahan lama.


💡 5 Prinsip Etis Dalam Berbisnis ke Semua Segmen

1. 🎯 Pahami Motif Konsumen

  • Orang kaya: mau kepastian, efisiensi, dan keberlanjutan.

  • Orang miskin: butuh kepercayaan, edukasi, dan empati.

2. 📚 Jangan Cuma Jual, Tapi Bantu Mereka Belajar

  • Orang kaya menghargai “framework.”

  • Orang miskin menghargai “penjelasan sederhana.”

Buat konten edukatif sebelum menjual produk Anda.

3. 📈 Naikkan Kualitas Produk Seiring Naiknya Wawasan

  • Jangan menjual apa yang buruk karena “pasarnya gak ngerti.”

  • Justru bantu mereka “mengerti” supaya mereka tahu mana yang lebih baik.

4. 🤝 Jalin Relasi, Bukan Transaksi

  • Miskin atau kaya, semua orang butuh merasa dihargai.

  • Bicara dengan pendekatan nilai, bukan hanya angka.

5. 💰 Jangan Hanya Kejar Repeat Order, Tapi Upgrade Kualitas Hidup Konsumen

  • Jika mereka merasa makin pintar dan makin baik hidupnya, Anda akan jadi bagian dari cerita sukses mereka.


🕌 Prinsip Syariah: Jualan yang Tidak Menipu

Rasulullah ﷺ bersabda,
“Barangsiapa menipu maka ia bukan bagian dari golonganku.” (HR. Muslim)

Baik kaya maupun miskin, semua manusia punya hak dilayani dengan jujur.

Syariat Islam tidak melarang kita untung besar, tapi melarang mengambil keuntungan dari kebodohan orang.


✍️ Kesimpulan: Balik Arah, Perbaiki Niat

Target

Pola

Prinsip

Orang Kaya

Rasional, Strategis

Beri Value Tinggi

Orang Miskin

Emosional, Terbatas Ilmu

Beri Edukasi & Empati

Berbisnis dengan orang kaya = peluang besar jika Anda siap mental & sistem.
Berbagi dengan orang miskin = ladang amal jika Anda ingin meninggalkan legacy, bukan hanya omzet.


📩 Siap belajar cara mengelola bisnis dengan etika dan hasil yang berkah?
Ulive Academy siap bantu Anda menyeimbangkan strategi + spiritual dalam membangun usaha dan edukasi. Konsultasikan kelasnya bersama tim Ulive

Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Semoga Allah mudahkan langkah kita menjadi pelaku usaha yang membawa cahaya, bukan hanya untung. Aamiin.